Kaskus.ES has posted a new item, 'Konsolidasi Keuangan di Awal Tahun'
Konsolidasi Keuangan di Awal Tahun. Tahun 2013 baru berjalan beberaoa hari yang
lalu. Situasi ekonomi global makin tak menentu. Pulihnya Eropa makin jauh dari
harapan. Sementara itu, ancaman konflik Iran dan Amerika makin dekat dan bisa
membuat harga minyak tak terkendali.
Tetapi biarlah itu jadi urusan para pengamat, pengelola dana swasta, atau
pemerintah. Kita lebih baik memperkuat keuangan agar tidak gagap menghadapi
situasi yang tidak menentu.Beres-beres utang
Beragam literatur dan penerbitan merekomendasikan kita berbenah dengan utang di
awal tahun. Masuk akal, sebab dengan memberesi utang, kita tahu secara riil
kemampuan keuangan yang ada di kantong. Jangan sampai seolah-olah punya banyak
uang padahal tiap bulan tagihan membanjir.
Jangan pernah merasa tidak mampu melunasi utang kartu kredit yang biasanya
digunakan untuk membeli barang-barang konsumsi. Baik telepon maupun makan di
restoran. Bagaimana dengan utang rumah? Biarkan saja seperti sebelumnya. Terlalu
berat untuk dilunasi. Apalagi, rumah biasanya jadi aset yang nilainya selalu
lebih tinggi dari inflasi.Siapkan rancangan pengeluaran
Bagi yang sudah memiliki anak atau masih sekolah, jangan lupa: pertengahan tahun
adalah waktunya daftar ulang. Butuh biaya bukan hanya untuk urusan administrasi
sekolah, tapi juga keperluan lain seperti buku. Karena itu, rancangan anggaran
tetap dan tidak tetap (misalnya dibayar sekali atau dua kali dalam setahun)
harus disiapkan.
Kebutuhan sekolah, pajak kendaraan, dan lain-lain yang dibayar sekali atau dua
kali setahun terkadang luput dari perencanaan anggaran. Bisa karena dianggap
remeh, bisa pula karena adanya kebutuhan di luar perencanaan. Apalagi jika masih
ada utang konsumtif lewat kartu kredit misalnya, tentu sangat
mengganggu.Bersikap tega dengan pendapatan
Sekadar berbagi cerita. Seorang teman, bujangan, gajinya di atas Rp 6 juta per
bulan. Hidup sendiri. Tapi setiap bulan dia tak pernah punya dana lebih. Kalau
ditanya gajinya digunakan untuk apa, dia tidak bisa menjawab. Yang pasti,
asetnya tetap satu sepeda motor.
Belakangan dia sadar perlunya tabungan lantaran terpikir untuk menikah.
Akhirnya, dia mulai berhitung dengan pengeluaran. Dengan cara yang tega, dia
memangkas 20 persen gajinya tiap bulan di muka, dan mengirimnya ke rekening
khusus. Hanya sisanya yang dibelanjakan. Inilah yang dimaksud memisahkan
rekening: konsumsi dan investasi. Bagian konsumsi dibelanjakan, dan investasi
ditanamkan dalam bentuk emas batangan, saham, atau lainnya. Konsumsi aman, aset
pun terjaga.Pilih: investasi atau lindung nilai
Lebih mudah mengukur keinginan kita dengan menghitung ekspektasi atau harapan.
Misalnya, uang yang disimpan pada rekening khusus tadi, diharapkan nilainya
kelak minimal tidak berubah dengan sekarang. Kalau sekarang bisa beli motor,
yang akan datang juga setara dengan harga motor. Syukurlah kalau bisa tambah
sepeda.
Jika itu yang diinginkan, gunakan asumsi lindung nilai. Berarti, ditempatkan
pada instrumen yang teruji memberikan tingkat pengembalian minimal di atas
inflasi dan stabil. Misalnya, emas atau deposito. Tapi kalau diniatkan
investasi, tentu harapannya dapat kelebihan besar. Maka hukum investasi belaku:
ada risiko besar siap menerkam. Instrumennya bisa valuta asing atau saham.
Terakhir, semuanya sangat tergantung konsistensi melaksanakan dan menentukan
pilihan. Mau jadi raja sehari atau bahagia seumur hidup. Sebab, Kebahagiaan itu
bukan sesuatu yang tinggal dinikmati. Kebahagiaan datang dari yang kita lakukan,
kata Dalai Lama XIV.
You may view the latest post at
http://www.kaskus.es/konsolidasi-keuangan-di-awal-tahun/
Best regards,
Kaskus.ES
http://www.kaskus.es
Saturday, January 5, 2013
Subscribe to:
Post Comments (Atom)
No comments:
Post a Comment